Mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Tulungagung dan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kediri, menggelar Moot Court di Ruang Sidang 1 Pengadilan Agama Kota Kediri pada Kamis (12/10/2023). Para mahasiwa tersebut melaksanakan moot cort dengan maksud untuk menambah ilmu dan pengetahuan tentang cara bersidang dan praktek hukum acara perdata. Moot Court ini dimulai pada pukul 09.00 WIB diikuti 12 Mahasiswa UIN Tulungagung dan 10 Mahasiswa IAIN Kediri, serta Hakim Pengadilan Agama Kota Kediri, Bapak Drs. Akhmad Muntafa, M.H., selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL).

Setelah kurang lebih 3 minggu melakukan observasi di ruangan dan di persidangan, mahasiswa magang difasilitasi untuk melaksanakan moot court atau praktik peradilan semu/simulasi persidangan. Moot court merupakan puncak dari kegiatan magang. “Dalam kegiatan ini, mahasiswa bermain peran selayaknya persidangan. Mulai dari menjadi Hakim Ketua, Hakim Anggota I, Hakim Anggota II, Panitera Pengganti, Penggugat, Tergugat, para saksi dan Jurusita/Rohaniawan. Masing-masing mahasiswa secara bergiliran ditunjuk sebagai Hakim Ketua yang bertugas mengatur jalannya persidangan, mulai dari membuka persidangan hingga mengakhiri persidangan.” Tutur Drs. Akhmad Muntafa, M.H.. Lebih lanjut beliau menjelaskan bahwa perkara yang disidangkan dalam kegiatan moot court ini adalah perkara perceraian, mulai dari agenda sidang pertama hingga pembacaan putusan.

Pria kelahiran Temanggung tersebut juga menegaskan kegiatan tersebut disamping sebagai salah satu syarat kelulusan magang, juga melatih diri dan menambah ilmu di bidang peradilan. “praktik Peradilan Semu ini dimaksudkan untuk mempraktekan Hukum Acara dan Hukum Materiil yang telah diterima oleh mahasiswa di kampusnya, dan juga mempraktekan ilmu yang telah diterima mereka selama mengikuti persidangan di PA Kota Kediri”, imbuhnya. Semoga dengan kegiatan ini Mahasiswa dapat lebih memahami tata cara menjalankan persidangan mulai dari awal hingga persidangan selesai, sehingga bisa menjadi pengalaman yang merupakan bekal nanti baik dalam penyusunan tugas akhir maupun nanti dalam didunia kerja. Simulasi persidangan ini merupakan kegiatan yang sangat bermanfaat bagi mahasiswa hukum. Melalui simulasi persidangan, mahasiswa dapat meningkatkan pemahaman dan keterampilan mereka dalam proses persidangan yang sebenarnya.

“ Sungguh ini merupakan hal yang paling berkesan, terutama ditemani rekan-rekan dalam kelompok yang selalu menjaga kekompakan dan kebersamaannya. Semoga dengan pengalaman moot court ini bisa menjadi pengantar kami sebagai mahasiswa hukum yang nantinya akan menjadi salah satu bagian penegaknya hukum dan keadilan. Semoga untuk ke depannya Pengadilan Agama Kota Kediri menjadi pengadilan terbaik di Indonesia, baik kinerja maupun kualitas pelayanannya.” Terang Elsa Widianingsih, salah seorang mahasiswa dari UIN Tulungagung. Baginya, kegiatan moot court ini sangat berkesan. Terlebih lagi masing-masing grup dituntut untuk kompak menjalankan skenario yang sudah diatur sedemikian rupa sesuai dengan tata aturan dan proses hukum acara yang berlaku di pengadilan agama. Beragam ekspresi terlihat saat mahasiswa memimpin persidangan. Sembari mengenakan Toga hijau Hakim dengan genggaman palu di tangan kanan, tentunya pengalaman memimpin persidangan sebagai Hakim dalam kegiatan moot court ini akan menjadi pengalaman yang tak kan terlupa bagi para mahasiswa itu.